Thursday, August 18, 2011

Sains dan Sosiologi Al-Quran

Judul Buku: Al-Quran Sains dan Ilmu Sosial

Penulis : Dale F. Eicklelman, dkk
Penerbit: eLSAQ Press
Cetakan: Pertama 2010
Tebal: xiii + 153Halaman
Peresensi: Masduri*

Sungguh benar tidak salah, Al-Quran memang benar-benar mukjizat yang luar biasa. Kandungan ayatnya mencakup semua aspek kehidupan manusia. Tidak salah jika ada yang menyatakan bahwa Al-Quran adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan. Karena tekstualitas ayat Al-Quran yang dikaji secara mendalam mampu memberikan pencerahan yang luar biasa kepada manusia. Misalnya dalam persoalan sains yang dulu dianggap tabu dalam Islam, kini sudah banyak ditemukan rahasianya dalam ayat-ayat Al-Quran. Zaghloul El-Naggar pernah menyatakan bahwa kemukjizatan sains Al-Quran merupakan satu-satunya senjata umat Islam dalam mempertahankan Al-Quran sebagai kitab suci dengan bahasa yang paling menjanjikan dan meyakinkan, ditengah kehidupan sains dan materialisme.

Betapa tidak, perkembangan dunia modern terus menuntut umat Islam beradabtasi dengan kemajuan dunia. Tetapi dengan tidak meninggalkan kerangka dasar agama, yakni Al-Quran. Sebagai kitab suci, Al-Quran disakralkan dalam Islam, ia menjadi alur gerak umat Islam, bahasa Ilahi yang ayat di dalamnya merupakan referensi dari legalitas ajaran dan tindakan umat Islam. Sehingga kadang sebagian umat Islam, menganggap Al-Quran sebagai teks Ilahi yang tidak boleh disentuh, dengan memaknai ayatnya secara tekstualis.

Tidak heran jika kemudian kemajuan Islam semakin sulit dicapai, karena kita enggan untuk berpikir secara kritis terhadap kemajuan dunia, dan mengkaji ayat Al-Quran secara mendalam. Andai umat Islam bisa berpikir kritis kepada kemajuan, kemudian mampu mengkorelasikannya dengan ayat Al-Quran, niscaya umat Islam tidak akan seperti saat ini. Kita sudah tertinggal jauh dengan Barat. Kemajuan sains dan teknologi Barat terus berkembang, sementara kita menjadi penonton yang tiap hari hanya termangu dan terkesima dengan penemuan-penemuan Barat. Dan ketika ada orang Barat mengkaji ayat Al-Quran kemudian dikaitkan dengan realitas dunia, umat Islam baru mengklaim diri, bahwa “benarkan apa yang ada dalam Al-Quran”, tetapi mereka tidak bisa membuktikannya sendiri.

Dale F. Eickelman, Dkk melalui bukunya “Al-Quran Sains dan Ilmu Sosial” mengajak umat Islam untuk maju, dan berpikir kritis menyikapi perkembangan dunia, dengan tidak meninggalkan kitab suci Al-Quran sebagai kitab suci yang disakralkan. Melalui Antologi tulisan dalam buku ini, beberapa penulis di dalamnya, mengkontektualisasikan ayat Al-Quran dengan kajuan realitas kemajuan sains dan ilmu sosial.

Realitas kehidupan dalam teks sains Al-Quran, misalnya tentang laut yang sebutkan 32 kali dalam Al-Quran, dan terma daratan ditulis 13 kali, sehingga perbandingan antara lautan dan daratan adalah 32/13. Pernyataan ini sesuai dengan perbandingan antara daratan dan lautan di bumi yanki 2/3. Rujukan yang sering juga diinterpretasi dalam sains modern tentang gunung sebagai penstabil bumi yang menahan permukaan luar bumi dengan kuat untuk menjaga bumi dari goncangan (baca QS. Anbiya’ ayat 31).

Contoh-contoh di atas hanya bagian kecil dari uraian sains dalam Al-Quran, masih banyak lagi sebenarnya uraian-uraian lain, yang saya kita tidak cukup dibicarakan dalam tulisan singkat ini, seperti proses penciptaan, astronomi, hewan, tumbuhan, reproduksi manusia, pengobatan dan ilmu sains lainnya.

Begitupun dalam ilmu sosilal, ayat-ayat dalam Al-Quran mengajarkan nilai-nilai humanisme yang tinggi, HAM, kesetaraan, kebebasan, dan akhlak yang baik antarsesama. Semua ini adalah anugerah Tuhan, upaya untuk membumikan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai sumber pertama dalam Islam, sudah pasti menjadi perhatian sepanjang zaman. Maka memahami Al-Quran dengan kontekstualiasasi realitas kehidupan saat ini merupakan sesuatu yang niscaya bagi kemajuan Islam. Jangan bermimpi Islam akan maju dan berkembang, tanpa pemahaman yang mendalam terhadap Al-Quran. Karena kunci kemajuan Islam ada dalam Al-Quran.

Buku ini menarik jadi bacaan umat Islam untuk mendalami pemahaman mereka terhadap Al-Quran, eksplorasi bahasanya menyegarkan dan luas. Sekalipun ada bahasan yang hanya mengulang dari pernyataan-pertanyataan intletual Muslim terdahulu. Tetapi tetap tidak menghilangkan kekhasan buku ini, sebab sajian kata-katanya mengalir dan mudah dipahami.

*Masduri, Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Bidik Misi (AMBISI) IAIN Sunan Ampel Surabaya dan Penggagas The Edensor Community Pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura Sumenep.

No comments:

Post a Comment